Tips

Cara Konkrit Bikin Duit

31 Agustus 2007

Pulang kerja, tidak perduli badan tambah capek, yang penting stress hilang (maklum diakhir bulan pekerjaan jauh lebih banyak).  Jalan-jalan keliling akhirnya kami terdampar di Gramedia karena teman saya mau cari komik, waduh bung sudah tua kok masih baca yang begituan sih, seloroh kami. Saya sendiri gak tau mau cari apa disana. Ketika teman-teman asyik baca, mata saya tertuju pada counter majalah, ada beberapa majalah dan tabloid baru. Mulai dari majalah seluler sampai majalah untuk “nyak gue“. Hehe. Saya tertarik dengan salah satu majalah, karena bentuknya unik, yaitu Duit!. Topiknya untuk terbitan Agustus ini adalah “Dari Bangku Kuliah Langsung Jadi Pengusaha”. Wah tertarik banget ceritanya saya.

Akhirnya saya beli itu majalah en bawa pulang. Majalah mini ini memang membahas persoalan-persoalan bisnis untuk usaha perseorangan atau organisasi (terutama UKM) dan juga Franchise dan MLM. Pada edisi itu dikisahkan banyaknya fenomena banyaknya anak-anak muda yang sekarang langsung loncat jadi pengusaha ketika selesai bahkan saat berada dibangku kuliah (kalau dibandingkan, kita gak ada apa-apanya, abis kuliah masih nodong ortu sih).

Lanjut lagi ceritanya. Tokoh-tokoh yang ditampilkan ternyata masih berusia muda antara 19-25 tahun. Weleh-weleh. Bahkan ada usaha dari anak-anak muda ini yang sudah difranchise kan. Ambil contoh Purwan Habibie Siswanto (21 tahun), berbekal keuletan dan kerja keras serta pengalaman yang didapat, maka ia mengembangkan usaha goreng pisang premium dengan nama PMan. Usaha ini dirintisnya pada tahun 2005, dengan modal 5 juta ia bertekat membuat pisang goreng yang disukai oleh segala lapisan masyarakat. Mulailah ia memperhatikan usaha sejenis yang ada di jakarta, membanding-bandingkannya dan mengukur tingkat kelebihan dan kekurangannya. Akhirnya ia menemukan satu penjual pisang goreng Pontianak yang terkenal di Jakarta. Dari semula ingin menjadi mitra, akhirnya Purwan diajari membuat pisang goreng yang disukai banyak orang.

Sepulangnya Purwan pun berpikir untuk memulai usaha yang sama, tetapi tetap menonjolkan differensiasi produknya dari pisang goreng serupa yang dijual dipasaran. Selama 3 bulan ia meracik menu dan bahan-bahan untuk diolah menjadi pisang goreng yang disukai orang. Dikarenakan modalnya yang masih kurang, Purwan bekerjasama dengan salah satu rekannya untuk mengembangkan usaha pisang goreng ini dengan nama pisang goreng PMan. Berkat kerja keras keduanya, PMan sudah mempunyai 20 gerai di Jakarta, Yogya, Bogor, Bandung, Banjarmasin dan Surabaya.

Selain Purwan masih banyak lagi anak-anak muda yang bisa mengembangkan bisnis dari bangku kuliah, baik dari nol maupun dari usaha keluarga. Meskipun begitu bukan berarti mereka tidak mengalami kegagalan, karena setiap usaha pasti akan mengalami saat kegagalan, dan yang bertahanlah yang akan sukses.

Orang-orang seperti Purwan dan yang lain dalam bahasa bisnis disebut Enterpreneur.  Enterpreneur adalah orang yang memulai bisnis mereka dari 0 dan mengembangkannya hingga bias mencapai sukses.
Fenomena Enterpreneur dari bangku sekolah atau kuliah bukanlah hal baru, tetapi di Indonesia baru marak belakangan ini. Ini didorong  karena sekolah dan bangku kuliah saat ini tidak menjamin akan adanya masa depan yang cerah.

Manusia sekolah hanya untuk menjadi karyawan, begitu pendapat beberapa orang. Memang alasan tersebut tidak selalu benar, karena disekolah dan bangku kuliah kita tidak hanya belajar ilmu dari guru atau dosen, tetapi kita juga belajar berinteraksi, berkomunikasi dan berhubungan dengan oranga lain, membangun organisasi dan relasi dan juga memahami karakter orang lain. Dan hal tersebut sangat berguna pada saat pengembangan bisnis kita nantinya.

“Tidak ada rahasia kesuksesan. Kesuksesan merupakan hasil dari persiapan, kerja keras, dan belajar dari kegagalan” (Colin Powell)

Standar