Tidak Dikategorikan

QRIS : Era Baru Bertransaksi

Penggunaan QRIS (Quick Response Indonesia Standard) terintegrasi untuk pembayaran non tunai Gopay, Ovo, Dana, Link Aja dll sudah mulai berlaku. Ada beberapa perubahan1. Gopay, dari MDR/komisi 0% menjadi 0.7%2. EDC OVO kena 1.5%, QR OVO lama 0%, sekarang semua flat 0.7%.

Dengan terintegrasinya QRIS ini semua pembayaran non tunai cukup scan di satu kode QR saja. Tentu ini terobosan baru.Tapi yang banyak yang tidak tahu, terobosan ini hadir saat berakhirnya tren bakar uang bagi perusahaan fintech yang ditandai dengan adanya biaya top up di OVO, dan yang paling terasa adalah berkurangnya promo gila2an khususnya dioutlet F&B. Mulai hari ini akan sangat jarang lagi perusahaan fintech yang jor joran cashback 40%, 50%.

Lupakan masa-masa saat kamu makan gratis di KFC karena ada cashback DANA 100%. Nah bukan hanya kamu saja yang butuh mengencangkan ikat pinggang, Gopay/Gojek juga perlu. Bukan hanya usahamu yang mau profit, OVO juga butuh untung. Katakan selamat tinggal bakar uang.

Standar
Umum

Raksasa Yang Duduk di Punggungku

Ada raksasa yang duduk dipunggungku selama ini. Tiap hari terasa semakin berat. Tubuhku menjadi semakin bungkuk. Seringkali aku menyuruhnya pergi. Entah mengapa ia bergeming. Semakin aku berteriak ia semakin melompat-lompat. Bahuku terasa lecet, penuh garis-garis memar. Sakit sekali.

Aku coba mencari cara bagaimana mengusirnya. Aku sekarang berang, ia yang datang tanpa permisi, dan tak mau pergi. Apa sih maunya.

Ku ingat-ingat kembali sejak kapan ia ada disana?. Kureka-reka setiap peristiwa, kubongkar kisah diri. Ohh… aku terjengkang. Kaget.
Aku melihatnya kini, sangat jelas, bukan ia yang memaksa naik punggungku, ternyata aku yang memberinya tempat dan aku yang mengundangnya.

Dia yang diatas itu, ia bernama penyesalan.

Ah… aku lelah. Tapi aku harus berjalan. Eh kenapa langkahku terasa semakin lambat. Kutoleh kebelakang. Kakiku terseret. Ada sesuatu disana. Ada yang menarik kakiku. Aku mengenalinya. Dia adalah kekhawatiran.

Tiba-tiba kudengar suara langkah. Jelas sekali. Ada sesuatu yang berjalan disampingku.
Aku memicingkan mata, sejak kapan ia ada disana.
“Aku mengikutimu selalu” jawabnya.
Aku tidak percaya.
“Kau bohong!. Aku tidak pernah melihatmu” kataku ketus.
Dia tersenyum. Tenang sekali.
“Ketahuilah hai tuan. Aku selalu berjalan disampingmu. Aku melihat semua yang kau lakukan. Aku melihat engkau yang penuh beban. Lihatlah kulit kakimu mulai lepas. Kau harus beristirahat tuan. Izinkan aku menyeka keringatmu”. katanya.

Aku mengangguk. Kini kamu berhadapan. Ia mulai mengusap wajahku dengan sapu tangannya. Lembut sekali. Kemudian ia memberiku bekal minumnya. Kuteguk sekali. Airnya dingin, segar sekali. Dahaganya hilang seketika.

Dia menatapku. Lalu ia berkata,
“Tuan, sepanjang hari aku berjalan bersamamu. Tapi kau tidak pernah memberiku perhatian. Aku menawarkan bantuan tapi kau tidak mendengarkanku. Sepanjang perjalanan aku bingung bagaimana kau sanggup membawa beban seberat ini?.” lanjutnya.
“Jika kau tidak keberatan biarlah aku membopongmu. Aku kuat untuk tempatmu bersandar”
Kali ini tersenyum mengiyakan. Pertemuan ini terasa menyenangkan. Ada lega dalam hatiku.

Aku bangkit dan kemudian berjalan lagi. Kali ini entah kenapa langkahku terasa ringan. Punggungku perlahan-lahan tidak sakit lagi. Kemanakah si raksasa. Hilang. Dia pergi begitu saja, bahkan tanpa mengucapkan selamat tinggal.

Sekarang tinggal aku sendiri. Bersama ia yang membopong pundakku. Dia adalah sang kebahagiaan. Kami akan terus berjalan, sampai ketepian dunia yang penuh terang.

Standar
Friends

My Wedding Ann8versary

Tadi malam saya tidur lebih cepat. Entah mengapa kepala terasa berat dan memaksa untuk memejamkan mata lebih awal.
Nyenyak tidur terganggu dengan ketukan di pintu depan. Ritual pagi saya adalah membuka pintu. Ya, untuk bibi yang membantu beres-beres rumah. Tidak layak untuk dipanggil bibi, usianya bahkan lebih muda dari saya.

Setelah menutup pintu saya beranjak tertidur dan tidak sampai 1 jam terlelap, saya dikejutkan suara yang sangat dikenal.
“Hai, sudah bangun?.”, rupanya istri saya yang tanpa disadari sudah duduk di samping tempat tidur.
“Happy anniversary. Selamat ulang tahun pernikahan kita yang ke 8”, lanjutnya.
Saya tersenyum, rupanya ia masih seperti tahun-tahun sebelumnya. Selalu mengingat hari ulang tahun pernikahan kami.

Sewindu, 8 tahun. Waktu yang tidak sebentar. Banyak sekali suka dan duka, halangan dan rintangan. Komitmen dan keteguhan hati kamilah yang menuntun sampai hari ini.

Yang duduk disamping saya adalah ia yang memberi kami 2 putra yang lucu. Ketiganya yang membuat hari-hari lebih bersemangat. Merekalah yang membuat jam kerja terasa lebih lambat untuk pulang dan menikmati sambutan didepan pintu. Mereka, yang membuat perpisahan terasa menyiksa.

Sudah 15 menit, aku belum beranjak bangun. Dalam hati aku berdoa, semoga tahun-tahun berikutnya kami bisa merayakannya lagi. Dalam syukurku, berkat Tuhan terasa cukup.

Standar
Opinion

Marketing Salah Kaprah

Marketing adalah bagaimana cara mempengaruhi orang untuk tertarik membeli. Salah satu cara yang sering dipakai untuk menarik konsumen adalah pembelian dengan iming-iming cashback.
Tetapi seringkali orang ketika mendengar cashback yang sensasional misal 100%, seringkali gelap mata.


Yang sering dilupakan orang-orang adalah membaca S&K dengan teliti, karena ada celah atau trik dari pedagang yang memanfaatkan ketidak telitian konsumen, meski cara tersebut masih termasuk hal yang legal.
Contoh marketing yang jenius, tapi membuat terkecoh adalah seperti gambar dibawah ini.

  • Cashback 100%nya ditulis sangat besar pada banner.
  • Tapi di S&Knya promonya disebut Lucky Cashback. Penggunaan kata lucky wajib dipahami yang berarti “kalau beruntung”.
  • Penjelasannya promonya kemudian ditulis cashback 100%, sampai 10%. Nah yang bikin ngenes lg ada angka “0”. Yang berarti anda tidak beruntung. 😂

Saya jadi berpikir kok untuk mendapat cashback saja ribet banget, pakai cara mirip undian. Kenapa?. Sebab nilai cashback baru diketahui setelah membayar. Mirip sekali dengan kita ikut undian Wafer Tango, kirim dulu bungkus kosongnya lalu setelah itu diundi baru ditentukan siapa pemenangnya.

Selama saya lihat dari banyak model cashback yang dibuat beberapa Fintech, inilah cashback paling ngeselin. 😂

Standar
Tidak Dikategorikan

Refleksi Akhir Tahun : Inspirasi Stallone

Waktu terus berganti, lihat kalender hari ini, eh sudah masuk bulan Desember. Perasaan kemarin baru lewatin pergantian tahun. Tapi itulah hidup, tidak penting cepat atau lambatnya waktu itu berganti, namun yang paling penting adalah apakah kita sudah melewati hidup ini dengan melakukan perbuatan-perbuatan berguna untuk mewujudkan impian kita.

Sejujurnya saya merasa belum melakukan banyak hal yang berguna dalam hidup ini. Misalnya untuk diri sendiri, masih banyak cita-cita dan keinginan yang belum terwujud. Ada cita-cita yang diplanning bisa diraih dalam waktu 1 tahun ternyata molor sampai 2 tahun. Demikian juga dengan keinginan lain yang belum diraih padahal harusnya secara proyeksi sudah bisa didapat. Penyebabnya mungkin karena kita selalu terjebak dalam comfort zone yang membuat kita malas sehingga menunda-nunda melakukan hal yang sebenarnya menjadi jalan kita untuk meraih yang kita impikan. Kita hidup dalam dunia yang sempit, segala sesuatunya seakan selalu menemui halangan dan kesulitan disana sini. Kecenderungan melihat kesulitan itulah yang menyebabkan kita buta dan berpaling, padahal disalah satu sisi kita dibukakan pintu lebar untuk jalan keluar.

Menurut penelitian para ahli psikologi bahwa pada dasarnya manusia hanya memanfaatkan tidak sampai 5% kemampuan otaknya dalam mengarungi hidupnya didunia. Einstein yang konon kabarnya merupakan manusia yang paling jenius sedunia sebelum meninggal mengizinkan para ahli untuk membedah otaknya. Luar biasanya dari hasil penelitian itu adalah bahwa Einstein hanya menggunakan kurang lebih 5% kemampuan otaknya selama hidup.

Dalam konteks tulisan ini bukanlah membahas mutlak atau tidaknya angka 5% dalam penggunaan otak Einstein. Tetapi yang lebih perlu dikedepankan adalah bahwa kita semua dikaruniakan oleh Tuhan sebuah mesin prosesor terhebat berupa pikiran yang diberikan kemampuan untuk memutuskan sesuatu dalam hidup kita ini, dan juga menemukan sesuatu yang belum ada menjadi ada yang ujung-ujungnya dipergunakan untuk kepentingan umat manusia juga.

Mengapa Albert Einstein bisa jadi ilmuwan jenius, pemilik hak paten atas beribu-ribu penemuan sains, dan mengapa orang seperti Ciputra bisa menjadi konglomerat dinegeri ini, dan sebagian lagi dari kita harus mengais makan ditempat sampah dan tinggal dikotornya kolong jembatan. Bukankah kita diberikan kemampuan yang sama, otak antara orang miskin dan orang kaya juga tidak dikurangi sel-selnya oleh Tuhan, fisik juga sama dengan dua tangan dan dua kaki. Yang membedakannya adalah niat dan kemauan untuk merubah nasib dan hidupnya. Lalu apakah jika kita dilahirkan sebagai anak konglomerat lalu kita akan sukses dalam hidup ini. Jawabnya belum tentu. Dan jika kita adalah orang yang terlahir sebagai orang miskin apakah kita akan selamanya dari lahir sampai mati miskin terus. Jawabnya juga belum tentu. Kembali lagi adalah kemauan kita untuk merubah nasib. Kepercayaan yang perlu ditanamkan pada setiap orang adalah bahwa kita harus selalu berusaha dan Tuhan sebagai pencipta akan selalu membukakan jalan terutama untuk orang yang bekerja keras, berikhtiar untuk sukses dan selalu berpaling kepadaNya dalam segala usahanya.

Kembali kekonteks pewujudan mimpi pribadi saya. Menurut saya mimpi saya itu pasti akan saya wujudkan. Ibarat sebuah rumah, saat ini mungkin baru fondasinya yang sudah dibangun sedang bagian atasnya sama sekali belum terlihat. Perlu waktu lagi untuk melapisi dindingnya dengan semen dan memasang genteng untuk atapnya. Meski masih belum menggunakan otak secara maksimal seperti kebanyakan orang didunia ini, tapi saya adalah orang yang selalu mau belajar dan itu menurut saya modal yang penting. Kesadaran dan keinginan akan impian itu sungguh demikian besarnya, tidak ada tawar menawar untuk impian itu, karena itulah tujuan saya. Seperti sebuah anak panah yang meluncur menuju papan target, harus tepat dilingkaran tengah untuk mendapat nilai sempurna.

Saya sebenarnya terinspirasi sekali dengan Sylvester Stallone. Seorang bintang film laga di Hollywood yang sangat terkenal sejak membintangi film Rocky yang bercerita tentang perjalanan seorang petinju yang biasa-biasa saja menjadi petinju yang terkenal didunia. Masa kecil Stallone sangat menyedihkan, bukan seperti kebanyakan orang yang lahir dibidan atau rumah sakit, Stallone kecil dilahirkan oleh ibunya ditangga sebuah sekolah. Sejak kecil dia menjadi olok-olokan temannya sering dipukul sehingga menyebabkan saraf diwajahnya rusak yang mengakibatkan bagian kiri dan kanan wajahnya tidak seimbang. Stallone kecil sangat berkeinginan menjadi bintang film. Untuk mewujudkan cita-citanya ia mencoba melamar disebuah sekolah akting dan tidak seorangpun menerimanya. Tapi ia tidak patah semangat, ia mengambil kursi dan duduk didepan pintu masuk sampai pengurus sekolah akting itu menerimanya. Disana ia mendapat peran-peran kecil sebagai figuran.

Setelah menikah istrinya menyuruhnya mencari pekerjaan lain karena pekerjaan dibidang film menurutnya adalah sesuatu yang mustahil bagi orang seperti Stallone. Tapi Stallone tidak patah semangat, dia tetap berkeyakinan bahwa ini adalah mimpi masa kecilnya dan inilah jalan hidupnya. Baginya mimpi harus diwujudkan. Suatu hari saat menonton televisi, ia menyaksikan pertandingan tinju antara sang juara tinju dunia saat itu yaitu Mohammad Ali melawan seorang petinju biasa yang tidak terkenal. Banyak pemerhati tinju berkomentar bahwa petinju itu akan bertekuk lutut dironde-ronde awal pertandingan. Tetapi ajaibnya meski berkali-kali dipukul jatuh, sang petinju ini mampu bertahan selama 12 ronde dan memenangkan pertandingan itu.

Itulah yang membuat Stallone terinspirasi, iapun menulis sebuah skenario cerita yang merupakan cikal bakal lahirnya film Rocky. Ia mulai menawarkan skenarionya, berpuluh-puluh kali ditolak. Hal itu membuatnya jatuh miskin dan harus rela menjual anjing kesayangan yang sekaligus juga temannya seharga $50, dimana setelah sukses ditebusnya kembali. Akhirnya setelah banyak ditolak, ada juga orang yang ingin membeli skenario filmnya. Tapi si Stallone ini tidak hanya menjual ceritanya, ia juga menjual dirinya dalam pengertian bahwa ia harus menjadi Rocky pemeran utama dalam film itu. Tentu saja produser-produser menolak karena menganggap Stallone tidak punya daya jual. Meski ditawarkan dengan harga tinggi skenarionya tidak membuatnya bergeming jika ia tidak diikutkan dalam film itu. Akhirnya produser pun luluh dan membiarkan Stallone menjadi Rocky tapi dengan catatan film itu akan diproduksi dengan bujet yang terbatas.

Kejadian selanjutnya sungguh luar biasa, film Rocky langsung meledak luar biasa dan menjadi box office di bioskop-bioskop seantero Amerika dan Stallone pun menjadi bintang baru dan orang kaya baru. Banyak pengamat melihat bahwa film Rocky sukses bukan hanya karena ceritanya tetapi karena akting sang Rocky yang sungguh mendalami peran tersebut. Dan Stallone mengakui bahwa karakter Rocky merupakan cerminan dari karakternya sendiri yang pantang menyerah dalam menggapai impian.

Yang bisa diambil dari cerita tentang Stallone tersebut adalah bahwa kita harus selalu bersandar dengan apa yang kita yakini dan pantang menyerah, kekuatan pikiran kitalah yang akan membantu kita. Ia akan menemukan jalan bagi kita untuk meraih mimpi dan kesuksesan kita.

Standar
Opinion

Bisnis Kekinian, Bisnis Hantu

Ada sebuah outlet minuman dalam bentuk gerobak. Jualannya tepat diwarung saya. Sudah beberapa waktu saya memperhatikan jualannya cukup laris.
Suatu hari saat warung agak sepi, saya ngobrol dengan yang jaga gerobak. Dua gadis kembar, yang jujur saya tidak bisa membedakan mana kakak dan mana adik. Dua duanya hobi menyanyi. Satu di aliran dangdut, satu dialiran pop. Yang pop suaranya merdu waktu saya curi-curi dengar saat ia bernyanyi.

Satu outlet gerobak biasanya beroperasi 12 jam. Dan rata-rata menghasilkan penjualan dengan lebih dari 50 cup perhari. Harga jualnya 12.000/cup dari modal percupnya 7000 saja. Wow saya kaget sampai kepala panas dingin.
“Ada cabang yang sehari bisa jual 200 cup ko” ujar si kakak yang buat saya langsung demam.
Tambah lagi si owner punya 5 cabang yang dikelola sendiri, betul-betul bikin saya mau tutup warung menghitung marginnya.

Dasar penasaran saya iseng telpon ke punya franchise minuman itu. Lokasinya di Tangerang. Kata cici nya, sudah ada 100 cabang se Indonesia. Amazing.
Dia lanjut cerita kalau ada cabangnya yang bisa jualan rutin 700 cup sehari tapi bukan di event. Bahkan katanya saya terlambat menghubungi karena tren minuman ini sudah hype sejak awal tahun. Apalagi margin keuntungannya dikatakan besar. Lebih dari 50%.

Saya sungguh tertarik, tapi ternyata slot nya sudah penuh. Saya boleh buka tapi di area pinggiran sekali. Ah ngga jadi saja deh kalau gitu.
Nah kemarin saya kebetulan saat berbelanja di salah satu Supermarket. Disana saya melihat sebuah outlet minuman kekinian boba asal Taiwan. Outletnya cukup unik karena diberi tulisan aksara mandarin. Kemasan minumannya mirip atau dibuat mirip dengan Xing Fu Tang yang di Mall Puri yang kata adik saya, Priscilla Susina kalau beli antrinya bisa sampai 30 meter, walau harganya bisa sampai Rp. 50.000/cup. Memang tahun ini, tahun Taiwanese Tea, setelah selesai diserbu Thai Tea beberapa tahun belakangan.

Kembali saya iseng untuk tanya-tanya si Franchisor mengenai produknya, harga jualnya dan harga franchisenya. Tidak terlalu mahal, tidak sampai 10 juta rupiah.

Yang kemudian menjadi menarik adalah waktu mereka memberikan alamat kantornya. Disebuah kota di Jawa Tengah, dan disebuah co working space. Tidak terlihat seriuskan?.
Tapi saya jadi berpikir bahwa sekarang orang menjual sebuah prospektus bisnis bukan karena dia sudah sukses berjualan. Mereka hanya menjual konsep. Modalnya, presentasi yang menarik dengan gambar dan ilustrasi serta deskripsi produk. Dan tidak lupa budget iklan: Facebook Ads dan IG Ads.

Kini saatnya orang jualan IIK(Ide, Informasi, Konsep). Kalau dikuliner kita mengenai Ghost Kitchen, saya baru menemukan Ghost BO/Franchise. Orang selalu punya cara untuk mencari uang, kata saya dalam hati.

Standar
Friends

Filbert, Air Asia dan Tos Big Hero 6

“Pa, mobil yang belakangnya bulat itu apa namanya?”. tanya Filbert kecil.
“Yang mana?” sahut saya sambil celingak celinguk mencari mobil yang dimaksud.
“Itu pa” katanya sambil menunjuk mobil yang berhenti disamping kami. Sebuah mobil Avanza berwarna hitam.
“Oh itu Toyota Avanza nak. Betulkan yang logonya bulat itu”.
“Oh Avanza”. Selanjutnya ketika melihat logo Toyota, Filbert akan berseru, “Pa, liat ada mobil Avanza”, padahal yang lewat mobil Fortuner. Hahaha

Menghapal jenis-jenis mobil adalah hal yang disukainya. Saat itu umurnya masih 5,5 tahun. Sekarang hampir semua merk mobil dia sudah hafal termasuk mobil yang jarang seperti Proton dan Mercedes Benz.

Dulunya lebih unik lagi : menghafal nama pesawat (nama maskapai). Saat itu umurnya baru 4 tahun. Dia sudah bisa menyebutkan nama pesawat yang terbang rendah hanya dengan melihat corak dan warna pesawatnya. Its amazing.

Semua bermula karena si kecil ini sering terbang, entah dengan saya liburan kesuatu tempat atau ikut kakek neneknya keluar negeri dalam rangka medical checkup atau berwisata.

Dia termasuk salah satu anak kecil yang beruntung saya pikir. Setidaknya dibanding ayahnya yang baru mengudara diusia 22 tahun. Hufh. Meski setelah itu naik pesawat terus sampai punya 1000 jam terbang sendiri *menepuk dada.

Yah saya pikir itu adalah proses belajar. Setiap anak unik dan punya ketertarikannya dan caranya sendiri. Orangtua penting untuk bisa membaca perilaku anaknya, setidaknya agar bisa mengarahkan dia ke hal-hal yang tepat sesuai dengan ketertarikan serta kemampuannya.

Misalnya untuk ekskul, Filbert lebih kami arahkan ke melukis. Kami merasa dia lebih menyukai seni. Dia sangat menyukai Lego, ia bisa menghabiskan berjam-jam membongkar pasang mainan impor itu. Kreatifnya sebuah bentuk pesawat bisa diubah menjadi mobil ambulan. Wah.

Nah apakah melukisnya jago. Tidak juga. Menggambar bisa, menghasilkan gambar yang bagus: tidak. Saya pikir bakatnya tidak cukup besar. Tapi toh kami tidak pernah memaksanya. Sometimes we love do something, but you dont need to be expert.

Pagi ini saya mengantar dia kesekolah. Rutinitas. But i think its precious time. Tidak semua orang tua bisa melakukan itu. Seorang anak bertumbuh sangat cepat. Masa kanak-kanak mereka akan segera berlalu. Sampai suatu saat mereka sudah mulai malu untuk sekedar mencium pipimu disekolah, didepan teman-temannya. Risih.

Sesampai disekolah kami melakukan tos (fist bump) Baymax. Saya tidak tahu nama tosnya. Tos yang dilakukan Hiro dan Baymax di film Big Hero 6.
Mengapa tidak lakukan cium tangan seperti anak-anak lain?. Pernah dulu ketika ia masih TK, tapi saya hanya merasa tidak sreg.

Saya pikir kebiasaan mencium tangan membuatnya “tunduk”,”mengikuti aturan”. Itu dilakukannya tiap hari kepada gurunya, kepada kepala sekolah yang berdiri didepan pintu masuk.

Saya cenderung menyukai tos Baymax. Mengapa?. Dia menyukainya, saya tidak memaksanya untuk melakukan itu.
Saya ingat suatu hari, ia dimarahin mamanya sampai menangis karena lembaran bukunya dipakai untuk bermain pesawat kertas, padahal bukunya baru saja dipakai. Saya mengantarnya kesekolah. Sepanjang jalan wajahnya muram.

Sesampai disekolah, dia turun dan berjalan ke arah pintu masuk sekolah. Saya memanggilnya.
“Nak sepertinya ada yang lupa”? kata saya.
Dia berbalik dan menyodorkan tangannya. Saya menepuk tangannya bolak balik. Dan saat tos terakhir dengan mengangkat tangan sambil berseru “Lalalaa”, sungguh ajaib bibirnya tersenyum. Mulutnya terbuka, sedikit tertawa.
Selanjutnya saya melihat sebuah wajah seorang anak yang lebih ceria.
Saya sudah merubah perasaannya, suasana hatinya dengan tos kecil.
Dia akan menjalani 6 jam berikutnya disekolah, mungkin dikelas yang membuatnya bosan. Dengan bekal hati yang lebih ceria, ia melupakan luka hatinya, siap menjalani hari-harinya dengan lebih menyenangkan.

Dan nun jauh disana, dirumah kami, seorang wanita duduk termenung. Tatapannya kosong, dengan beberapa penyesalan. Ah si kecil yang aku marahin, seharusnya dia yang sedih, bisiknya dalam hati. Entah mengapa hatiku yang terasa sakit. Oh pangeran kecilku. Maafkan mama.

Standar